Tanpa Papan Nama Proyek Pekerjaan TPT Saluran Air Diduga Dikerjakan Asal Jadi

admin
Img 20240313 Wa0030

LAMONGAN || TRANSISI NEWS – Proyek Pekerjaan TPT ( Tembok Penahan Tanah ) saluran air di Desa Taji, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan Jawa Timur di duga tidak sesuai spesifikasi teknis, terkesan dikerjakan asal asalan.

 

Proyek pekerjaan fisik Tembok Penahan Tanah saluran air yang sedang berlangsung ini tanpa disertai papan nama proyek sehingga publik tidak mengetahui dari mana sumber dananya, besaran anggaran , volume pekerjaan, serta pelaksana proyek, yang oleh masyarakat dianggap tidak transparan dan terkesan ada yang dirahasiakan, hal ini sangat bertentangan dengan peraturan perundangan sebagaimana yang tercantum dalam UU nomer 14 Tahun 2008, tentang KIP ( Keterbukaan Informasi Publik ).

 

Dari penelusuran awak media di lapangan pada Rabu 6 Maret 2024 beberapa informasi yang digali dari masyarakat, ditemukan adanya pekerjaan TPT saluran air yang sedang berlangsung diduga tidak sesuai petunjuk teknis terkesan dikerjakan asal – asalan.

 

Diketahui bersama bahwa pembangunan desa merupakan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat di pedesaan diperlukan pembangunan infrastruktur desa yang bermutu, berkualitas guna mendorong hasil dari pertanian semakin meningkat.

 

Dari beberapa kejanggalan dalam pelaksanaan pekerjaan yang terindikasi asal – asalan yakni pembangunan yang dikerjakan kondisi tanah masih berair dan berlumpur tanpa ada upaya untuk dikeringkan terlebih dulu, Pemasangan batu pondasi dan dinding batu terlihat hanya ditumpuk tumpuk baru diberikan spesi atau sehingga banyak terlihat pada rongga rongga pada batu, diduga takaran campuran 1:6.Begitu pula bahan material jenis pasir yang digunakan berwarna kecoklatan.

 

Awak pekerja saat dimintai keterangan terkait pembangunan TPT mengatakan kami hanya pekerja tidak tau apa , saat ditanya siapa pelaksananya dengan jujur mereka bilang Suharto.

 

Sementara Kepala desa Taji Sulton, saat dihubungi lewat nomor WhatsApp menjelaskan kami selaku Kepala desa tidak tau akan proyek tersebut, dan silahkan tanya pokmas.

 

Pada Jum’at 8 Maret 2024 Pokmas Suharto saat di konfirmasi di tempat tinggalnya mengatakan proyek tersebut saya hanya mencarikan untuk masyarakat dan atas proyek tersebut saya rugi banyak , sambil acuh dan meninggalkan wartawan.

 

Sampai berita ini ditayangkan diharapkan pihak pihak terkait untuk mengaudit atas proyek siluman tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *