Sampang, SuaraJokotingkir.com – Sebuah rekaman suara yang diunggah oleh akun TikTok @Sampangjumud mengungkap dugaan praktik pungutan liar (pungli) dalam pengangkatan Penjabat (Pj) Kepala Desa di lingkungan pemerintahan Slamet Junaidi dan Ahmad Mahfudz, yang dikenal sebagai pasangan Jimad Sakteh.
Dalam rekaman tersebut, seorang tokoh di Banyuates berinisial DM mengaku bahwa tim pemenangan Jimad Sakteh di Kecamatan Banyuates harus membayar sejumlah uang kepada Ketua Koordinator Kecamatan (Korcam) berinisial S jika ingin menduduki jabatan Pj Kades.
“Bayar semua, kalau Desa Trapang itu paling sedikit Rp 50 juta sampai Rp 100 juta, kalau di Desa Lar-Lar itu Rp 200 juta,” ujar suara dalam rekaman yang diduga milik DM.
Lebih lanjut, DM mengungkapkan bahwa masih ada empat desa yang belum menyelesaikan pembayaran, yakni Desa Kembang Jeruk, Jatra Timur, Banyuates, dan Batioh.
“Kalau yang lain lunas semua, tinggal empat desa yang belum membayar. Dananya disetorkan kepada S, karena kalau di Banyuates yang punya akses langsung ke Bapak hanya S selaku Korcam,” ungkapnya.
Ormas Pro Jokowi Akan Lapor ke KPK
Ketua DPC Ormas Pro Jokowi Sampang, Herman Hidayat, menegaskan bahwa pihaknya akan melaporkan dugaan praktik jual beli jabatan tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Polda Jawa Timur.
“Ini adalah perbuatan bejat. Kami masih mengumpulkan bukti-bukti. Jika sudah lengkap, akan kami laporkan ke KPK atau Polda Jatim,” tegas Herman.
Bantahan dari Korcam Jimad Sakteh
Menanggapi tudingan tersebut, Sahrawi, selaku Korcam Jimad Sakteh Kecamatan Banyuates, membantah adanya praktik jual beli jabatan Pj Kades.
Ia merasa dirugikan oleh pemberitaan yang menyeret namanya dan berencana melaporkan ke aparat penegak hukum.
“Itu tidak benar. Saya merasa dirugikan dengan pemberitaan tersebut dan akan melaporkannya karena ini termasuk pencemaran nama baik,” ujar Sahrawi saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Sabtu (29/3/2025).
Namun, saat ditanya mengenai kebenaran rekaman suara yang disebut berasal dari warga Banyuates berinisial DM, Sahrawi mengaku tidak mengetahui pasti.
“Kalau itu saya tidak tahu pasti,” tandasnya.