Budaya  

Meriah Masyarakat Desa Punduttrare Gelar TasyakuranvSedekah Bumi

Gresik,SuaraJokotingkir.com- Tradisi sedekah bumi merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional masyarakat secara turun-temurun dari nenek moyang orang jawa terdahulu. Ritual sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat jawa yang berprofesi sebagai petani yang menggantungkan hidup keluarga dan sanak famili mereka dari mengais rizqi dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.

Bagi masyarakat jawa khususnya para kaum petani, tradisi ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka.

Akan tetapi tradisi sedakah bumi ini mempunyai makna yang lebih dari itu, tetapi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil bumi atau panen yang berlimpah.

Dengan acara sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang tidak akan mampu untuk dipisahkan dari budaya jawa yang biasanya diikuti dengan kesenian tradisional.

Acara Sedekah Bumi Desa Punduttrate dimulai pada pukul 10:00 berangkat secara bersama-sama dengan membawa tumpengan hasil bumi masing-masing kemudian dengan istiqosah do’a bersama. “Bahwa acara Sedekah Bumi Desa Punduttrate pada hari ini yang dikemas ala budaya jawa ini menyuguhkan beberapa hal yang menarik.

Dalam sambutan Muslikh S.H. selaku kepala desa mengucapkan dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hasil panen yang melimpah sehingga bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan berharap untuk panen yang berikutnya lebih baik lagi hasilnya juga seluruh warga desa selalu diberikan sehat supaya acara sedekah bumi ini bisa dilanjutkan setiap tahunnya.

Lanjut Muslikh S.H. mengungkapkan “Banyak terima kasih kepada masyarakat yang sudah guyub rukun menunjukan satu kesatuan yang kuat untuk mewujudkan punduttrate bersatu terus membangun demi kemakmuran masyarakat Desa Punduttrate,” Ungkapnya.

Sebelum mengakhiri acara tasyakuran sedekah bumi seluruh warga membawa tumpeng untuk di do’akan oleh sesepuh desa kemudian kembali diserahkan kepada masyarakat setempat yang membuatnya sendiri. Nasi tumpeng yang sudah di do’akan kemudian di makan secara ramai-ramai oleh masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi itu. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang membawa nasi tumpeng di bawa pulang untuk dimakan beserta anak keluarganya di rumah masing-masing dam dilanjutkan malam harinya dimeriahkan dengan hiburan wayang kulit ki dqlang Puguh Praseryo S.E.pungkasnya.(Isa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *