SURABAYA.suarajokotingkir.com, Jiwa Jawa Jadi Sentral Juga Jaga Jakarta Bak Tanpa Jeda, Tapi Tiap Tepinya Bersahaja
jiwa Jawa
jika soal pulau
bukanlah pilu-pilu
tapi tiapnya penentu
berapa juta jumlah jiwa
seratus juta orang lebih
bukan arang dan bukan lebah
serasa jitu peta Indonesia utama
di dalam alamnya
ada sedikit DKI Jakarta
raih riuh meski seperti secuil
tapi
tiap tepi
orang-orang
jiwa Jawa itu
bukanlah arogan
malah milih bersahaja
bersahabat ke siapapun
sapa-sapa yang kemanapun
jika
jiwa Jawa
semena-mena misalnya
siapa yang akan terkena?
dari deru-deru imbasnya yang mendera?
jiwa Jawa
jiwa Jawi-nya
jika kiat kita tetap
jadi nafas tak panas
ingin dingin sejuknya
bak sajak-sajak hadap hidup
tenang damai demi Indonesia.
(Puisi Siswahyu Kurniawan: “Jiwa Jawa Jadi Sentral Juga Jaga Jakarta Bak Tanpa Jeda, Tapi Tiap Tepinya Bersahaja.”).
“Ir H. Joko Widodo (Jokowi) memang akan selesai masa jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) pada tanggal 20 Oktober 2024 ketika Jenderal TNI (HOR) Purn Prabowo Subianto dilantik menjadi Presiden RI untuk periode 2024 – 2029,” ungkap Siswahyu Kurniawan SSos penulis buku berjudul Bung Karno Dan Pak Harto; penulis buku biografi pelawak nasional Asmuni – Srimulat; Wakil Ketua DPW Media Independen Online (MIO) Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang juga pernah Ketua MPO DPP SBSI pusat, serikat buruh yang didirikan oleh Prof Dr Muchtar Pakpahan bersama Dr HC KH Abdurrahman Wahid / Gus Dur (Presiden RI ke-4, 1999 – 2001), Sabam Sirait (ayah dari Maruarar Sirait yang kini Maruarar di Gerindra), Rachmawati Sukarno putri (almarhumah) yang pernah petinggi DPP Partai Gerindra pusat.
Lanjutnya, Panda Nababan salah satu wartawan senior Indonesia yang PDIP, serta dekat dengan Jokowi maupun Prabowo, sempat menyampaikan pesan: Jokowi tidak akan bisa lagi segala sesuatu diatur semau-maunya ketika nanti Prabowo secara resmi sudah menjadi Presiden RI. Katanya, tidak boleh ada matahari kembar dan Jokowi juga harus mau banyak belajar kepada Prabowo.
Disisi lain jadwal tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 27 November 2024, secara nasional sedang terus berjalan, dan belum memasuki tahapan penetapan pasangan Calon Kepala Daerah (Cakada) – Calon Wakil Kepala Daerah (Cakada). Adapun jadwal tahapan Pilkada diantaranya adalah:
Pengumuman pendaftaran pasangan calon 24 – 26 Agustus 2024;
Pendaftaran pasangan calon 27 – 29 Agustus 2024;
Penelitian persyaratan calon 27 Agustus 2024 – 21 September 2024;
Penetapan pasangan calon 22 September 2024;
Pelaksanaan kampanye 25 September 2024 – 23 November 2024, dan
Pelaksanaan pemungutan suara 27 November 2024;ilanjutkan penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara 27 November 2024 – 16 Desember 2024.
Tahapan penetapan Cakada – Cawakada, dijadwalkan tanggal 22 September 2024, yang itu diantaranya adalah bahwa Jokowi masih menjabat Presiden RI, yang tak mengherankan beberapa partai politik (parpol) masih menuruti ‘permintaan’ Jokowi termasuk diantaranya terutama untuk kemungkinan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Diangkatnya salah satu orang dekat Prabowo yaitu Sudaryono B.Eng, MM, MBA (yang kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, tanggal 23 Januari 1985) Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jateng (yang Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia / APPSI pusat, red.) menjadi Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI oleh Presiden Jokowi pada beberapa waktu lalu, Kamis 18 Juli 2024, memunculkan berbagai dugaan dan perspektif.
Diantaranya adalah, pertama, bentuk Jokowi untuk lebih ‘suguh’ kepada Prabowo sebagai Presiden RI terpilih, agar ke depan lebih erat. Juga bisa saja dengan dalih: untuk ‘magang’ di bidang pertanian yang strategis untuk ke depan untuk ketahanan pangan, yang bisa saja setelah Prabowo resmi menjadi Presiden maka Sudaryono naik pangkat menjadi Menteri Pertanian.
Kedua, karena Jokowi ingin Sudaryono tidak maju dalam Pilgub Jateng 2024 sebab Jokowi memiliki jago yaitu: Kaesang Pangarep BSc (putra bungsu Jokowi yang kelahiran Surakarta 25 Desember 1994) berpasangan dengan Kapolda Jateng Irjen Pol Drs Ahmad Luthfi SH SSt MK yang kelahiran Surabaya (Jawa Timur) 22 November 1966 yang juga dikenal sebagai orang dekat Jokowi. Meskipun untuk Kaesang juga sempat ‘dijajakkan’ untuk Pilgub DKI Jakarta akan tetapi elektabilitasnya sangat rendah, dan jauh berbeda dengan elektabilitasnya di Jateng yang tinggi.
Dengan kata lain Jokowi ingin menguasai tanah tumpah darahnya, Provinsi Jateng, yang juga bisa strategis untuk Pilpres lima tahun lagi (Pilpres 2029) apalagi jika juga banyak provinsi dikuasai grup Jokowi, misal diantaranya Jateng (Kaesang Pangarep dan Ahmad Luthfi dimana sejumlah parpol termasuk Nasdem siap untuk mengusung), lalu DKI Jakarta, Jatim (Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak) Sumut (Bobby Nasution) dan Jawa Barat / Jabar (Ridwan Kamil). Dan lima tahun ke depan dominasi PDIP diprediksi kian turun apalagi jika misal ditinggalkan Megawati Sukarnoputri. Mungkin saja, Jokowi bisa kembali ke PDIP lima tahun lagi.
Untuk Pilgub DKI diluar nama Anies Baswedan, ada banyak nama yang beredar liar meskipun hingga kini belum mengerucut termasuk nama artis Lula Kamal, Eko Patrio, Pasha Ungu, Zita Anjani (putri dari Ketum PAN Zulkifli Hasan), pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Dede Yusuf dan lainnya. Kemudian dari Golkar sempat muncul nama Ridwan Kamil, Ahmed Zaki, Erwin Aksan akan tetapi belakangan malah muncul nama pengusaha jalan tol, Jusuf Hamka.
Untuk Pilgub DKI Jakarta 2024 awalnya juga ingin memasukkan Kaesang Pangarep sebagai Cagub, berubah sebab elektabilitas rendah. Opsi strategi pun berubah. Diantaranya mendorong, entah melalui siapa saja, agar PKS (18 kursi diantara 106 kursi) – Nasdem (11 kursi) – PKB (10 kursi) mengusung Anies Baswedan, bersamaan agar Gerindra (14 kursi) – Golkar (10 kursi) – PAN (10 kursi) mengusung Cagub lain.
Jika dua hal tersebut mulus, maka PDIP yang memiliki 15 kursi di DPRD DKI Jakarta itu akan sulit mengusung Cagub – Cawagub sebab parpol peraih kursi yang tersisa mayoritas tinggallah grup Jokowi yaitu PSI dengan 8 kursi dan Partai Demokrat yang juga meraih 8 kursi. Sedangkan dua parpol lain yaitu Perindo dan PPP masing-masing meraih hanya satu kursi. Sedangkan untuk mengusung Cagub – Cawagub itu dibutuhkan minimal dua puluh dua (22) kursi alias 20 persen dari 106 kursi.
PDIP bisa saja menjadi bagian skenario Jokowi atau Jokowi bersama grupnya, agar tidak bisa mengusung Cagub – Cawagub. PDIP menjadi common enemy? Jika itu terjadi maka Anies Baswedan-lah yang paling diuntungkan dan kian luar biasa besar peluang untuk memenangkan Pilgub DKI 2024 apalagi dengan modal elektabilitas yang masih tertinggi diantara berbagai survei.
Di Pilgub lain, misal di Jatim, maka Khofifah Indar Parawansa – Emil Dardak-lah yang paling diuntungkan, tapi mereka telah lebih dulu banyak bekerja untuk ‘grup’ Jokowi. Timbal – balik? Dari sinergi. Meskipun pada awalnya Emil Dardak juga sempat disebut untuk dimajukan dalam Pilgub DKI Jakarta, akan tetapi belakangan telah positif tetap untuk Pilgub Jatim.
Tapi, soal di DKI Jakarta, tampaknya Jokowi lebih nyaman menerima Anies dibandingkan menerima PDIP. Toh pada Pilpres 14 Februari 2024 yang lalu, dengan jasa Surya Paloh dkk yang memunculkan Anies sebagai capres alternatif ke-3 ketika itu, juga bersama PKS dan PKB, telah menjadi salah satu faktor yang lebih memudahkan Jokowi untuk menenangkan jagonya: Prabowo. Jadi, Anies layak ‘diganjar’ untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta lagi, periode 2025 – 2030.
Bahkan PKS yang awalnya mengusung Anies Baswedan berpasangan dengan Sohibul Iman (mantan Presiden PKS) sebagai Cawagub pun kemudian merasa harus realitis. Sehingga PKS menarik putusannya untuk mengusung Sohibul Iman sebagai Cawagub. Dengan kata lain, PKS dan Nasdem memberi keleluasaan kepada Anies untuk menentukan Cawagub-nya. Entah, PKB.
Namun, Anies sempat menawarkan kepada PDIP untuk bergabung. Akan tetapi belum jelas, apakah sekadar agar ikut menjadi pengusung ataukah akan diberi jatah Cawagub? Tapi bagi ‘grup’ Jokowi tampaknya tak mungkin jatah Cawagub diberikan kepada PDIP.
Entahlah jika ditawarkan Cawagub untuk PDIP, salah satunya dalam kerangka rekonsiliasi menuju lima tahun ke depan? Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Siswahyu).