Budaya  

Petani Tanah Landean Musim Kemarau Rela Tidak Tidur Untuk Mendapatkan Air

Gresik,SuaraJokotingkir.com- Di musim kemarau ini, sejumlah petani di Kabupaten Gresik harus berupaya keras untuk tetap mendapatkan air dari saluran irigasi.

Upaya ini diantaranya dilakukan dengan berjaga-jaga, mengawasi aliran air di sekitar pematang dan dam.

“Ketika tiba giliran mendapatkan air, kami bahkan bisa tidak tidur sehari semalam,” ujar Yadi seorang petani di Desa Tanahlandean Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik. Jumat (18/5/2024) malam.

Menurut Yadi, hanya mendapatkan jatah air irigasi setiap botoh seratus air di bandrol 30 ribu, itu belum gas elpijinya. Tak heran petani sekarang tidak hanya menangis namun banyak yang menjerit. Terangnya.

Saat air mengalir itulah, kita mengatur pembagian air di pematang sawah. Agar air bisa rata dalam mengairi sawah, makan minum waktu malam, pagi dan siang hari, saya lakukan di atas terpal ini,” ujarnya sambil terkantuk-kantuk. Ini merupakan kebiasaan rutin yang dilakukannya setiap musim kemarau tiba.

Jatah air ini hanya dialirkan bagi warga yang benar-benar membutuhkan air.

Tidak heran setiap petani memang berlomba-lomba ingin mendapatkan air untuk menyelamatkan padi mereka yang dalam kurun waktu sebulan, akan segera panen. Jika tidak mendapatkan cukup air, rata-rata padi ini akan terancam kekeringan dan gagal panen, paparnya.

Dengan melihat kondisi seperti ini, kami berharap kepada pemerintah agar nantinya segera di normalisasi waduk Gogor yang berada di Desa Wonorejo Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik. Tuturnya.(Lia/Isa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *